Jumat, 28 November 2014


Inspirasi Bunda Mendidik Anak

Cara Hadapi Anak Masuk Usia Remaja
Di usia 10-12 tahun, Anda akan melihat banyak perubahan besar pada anak dalam hal kemandirian, hanya saja, perubahan kali ini akan berbeda.
"Hormon remaja mulai ‘bereaksi’ dan memberi sinyal pada alam bawah sadarnya bahwa pasangan masa depannya akan ia temukan di luar rumah ?dalam kelompok sebayanya? dan bukan di ruang tamu di dalam rumahnya. Itu sebabnya, ia tidak lagi merasa perlu untuk memberitahu semua hal pada Anda seperti yang ia lakukan dulu saat kecil, ketika hidupnya masih amat bergantung pada Anda," kata Annie Fox, penulis serial Middle School Confidential.
Simak tip di bawah ini yang mungkin bisa Anda coba untuk membuat remaja Anda mau bicara:
1. Buat rutinitas Bicaralah pada anak Anda secara teratur (tentang apa pun). Dengan begitu, ia akan merasa selalu punya waktu untuk berkomunikasi dengan Anda.
Ciptakan rutinitas ngobrol di sore hari sambil mengajak anjing peliharaannya berjalan-jalan, atau setelah makan malam sambil nonton televisi. Menciptakan momen yang baik untuk bicara akan membuat komunikasi Anda berdua mengalir lancar karena tidak terkesan dipaksakan.
2. Lakukan di dalam mobil Anak-anak lebih mudah merespon saat ia berada di dalam mobil (dengan posisi Anda sedang menyetir!) karena mereka tidak harus berhadapan muka dengan Anda. Ambil kesempatan ini untuk mengajaknya bicara. Ajukan pertanyaan spesifik namun terbuka, seperti "Apa saja kejadian hari ini yang ingin kamu ceritakan pada mama?", atau "Kenapa, sih, kamu suka sekali pergi dengan Jeremy?"
Jika yang Anda dapatkan hanyalah tatapan kosong dari si remaja Anda, tunggulah sejenak. Jika diberi ruang untuk bernapas sejenak, ia biasanya akan mulai bicara.
3. Lakukan lewat permainan Bermain membuat anak merasa nyaman karena ia merasa fokus pembicaraan tidak tertuju padanya. Saat makan malam, misalnya, lakukan permainan atau kegiatan di mana setiap anggota keluarga harus mengatakan sesuatu yang baik (dan tidak baik, tentu saja!) yang terjadi hari itu.
Atau ide lainnya, tuliskan beberapa pertanyaan di kertas, seperti “Hal apa yang paling mengganggumu?” Minta anak Anda mengambil satu buah kertas, dan minta ia untuk menjawab pertanyaan yang tertulis di kertas tersebut.
4. Ajukan banyak pertanyaan Ini bukan sekedar pertanyaan sederhana atau basa-basi, tetapi untuk menunjukkan pada dirinya cara berkomunikasi dua arah yang baik. Anda juga tak perlu sungkan memintanya untuk bertanya tentang hal-hal yang terjadi pada diri Anda hari ini. Hal ini akan mengajarkannya empati dan membuatnya lebih dekat pada Anda, dan mungkin yang lainnya.
5. Tak mudah memberi saran Diskusi Anda dan si remaja akan segera berakhir ketika Anda mulai pada kalimat "Ketika mama seusiamu…" Nah, cobalah menahan diri untuk tidak memberikan saran kecuali jika ia memintanya. Ketika Anda tergoda untuk memberinya saran, coba ingat-ingat kembali sudah berapa kali Anda menyampaikan saran itu. Dua kali? Kalau begitu, jangan ulangi lagi! Jika Anda terlalu cepat memberinya saran, ia mungkin akan merasa dihakimi dan akan menutup diri.
6. Perlu strategi untuk memberi nasehat Ya, pada akhirnya Anda memang perlu memberikan saran yang baik untuk anak Anda. Hanya saja, cobalah untuk melakukannya tidak dengan cara mengkhotbahinya. Jauh lebih efektif untuk menunggu dan katakana kemudian "Mama berpikir tentang apa yang kamu katakan, dan sepertinya Mama punya beberapa ide untuk masalah kamu. Mau dengar?" Setelah itu, ikuti dengan kalimat, "Apa pendapatmu tentang ide Mama?"
7. Siapkan solusi Jika Anda termasuk orang yang menggunakan transportasi publik untuk pulang bekerja, coba kirimkan SMS atau telepon anak Anda dalam perjalanan pulang. Percakapan singkat ini akan memberi Anda gambaran singkat tentang suasana hatinya saat itu. Dengan begitu, Anda akan punya lebih banyak waktu untuk berpikir tentang apapun yang mungkin perlu Anda tangani, hadapi, atau persiapkan, untuk menghadapi si remaja Anda setibanya di rumah

Peran Pendidikan Karakter Dalam Melengkapi Kepribadian



Peran Pendidikan Karakter Dalam Melengkapi Kepribadian

“Banyak orang tahu apa yang baik, berbicara mengenai kebaikan namun melakukan yang sebaliknya”

Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Phlegmatis :  tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.

Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.
Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-masing pribadi.  Mudah ya, penjelasan ini.
Nah, karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam menyampaikan pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).

Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari.
Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.
Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan ini.
Setiap orang bertanggung jawab atas karakternya. Anda memiliki KONTROL PENUH atas karakter Anda, artinya Anda tidak dapat menyalahkan orang lain atas karakter Anda yang buruk karena Anda yang bertanggung jawab penuh. Mengembangkan karakter adalah TANGGUNG JAWAB pribadi Anda.

Salam
Timothy Wibowo

Pendidikan Anak Usia Remaja



Pendidikan Anak Remaja. Sebagai orang tua, tugas yang paling sulit dalam membesarkan anaknya adalah pada saat anak berangkat dewasa (usia remaja). Di satu sisi anak masih berada dalam dunia kanak-kanaknya tetapi di sisi lain ia mulai masuk ke alam kedewasaan.
Suasana peralihan inilah yg sering membingungkan orang tua krn perubahan perilaku anak. Dimana anak-anak cenderung melawan kehendak orang tua. Di sinilah pentingnya peranan orang tua dalam pendidikan anak terutama pada masa remaja ini.
Perubahan perilaku anak pada masa remaja ini, disebabkan anak-anak mengalami perubahan yang mencakup perubahan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Perubahan fisik  disebabkan karena masaknya hormon estrogen pada perempuan yg ditandai dengan menstruasi pertama kalinya (menarche) dan hormon testosteron pada laki-laki yg ditandai dg mimpi basah (pollutio). Kemasakan hormon-hormon ini berpengaruh pada kematangan organ-organ reproduksi dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder.
Perkembangan kognisi remaja menyebabkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek sehingga mereka berpikir mampu mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Dan perkembangan sosial membuat remaja memiliki keinginan yg kuat untuk melepaskan diri dari ikatan keluarga dan melibatkan diri dengan teman-teman sebayanya. Hal ini dilakukan untuk menemukan identitas dirinya dan mendapatkan peran sosial sebagai pribadi yang dewasa. Dan yang terakhir yaitu perubahan emosional, erat kaitannya dengan kematangan hormon yang terjadi pada remaja dan biasanya ditandai dengan emosi yang tidak stabil dan penuh gejolak.
Dalam keadaan seperti inilah sangat dibutuhkan dukungan penuh dari orang tua untuk membantu remaja mengatasi berbagai masalahnya, sehingga makin rendah remaja akan mengalami stres yang berpengaruh terhadap perubahan perilakunya. Karena banyak orang tua menyerahkan begitu saja pendidikan anak nya hanya kepada guru di sekolah.

Komunikasi Dengan Remaja

Salah satu aspek yg penting dalam proses pendidikan anak yang juga merupakan sumber rangsangan dalam membentuk kepribadian anak adalah komunikasi, baik verbal maupun non verbal. Dengan keterbukaan melalui komunikasi inilah yang dapat menumbuhkan kepercayaan anak bahwa dirinya diterima dan dihargai sebagai manusia. Sebaliknya bila tidak terjadi komunikasi yang baik maka besar kemungkinannya akan mengganggu kesehatan mentalnya.
Beberapa langkah bijak yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam pendidikan anak agar terjalin komunikasi yang baik dengan anak :

1. Jangan melarang.

Jangan melarang keinginannya, seperti ketertarikan dengan lawan jenisnya. Kita wajib mendekati preferensi seksual anak, sehingga jika ada penyimpangan disfungsi psikoseksual bisa diatasi sejak dini.

2. Menghargai pendapat mereka.

Menghargai pendapat anak antara lain dengan menjadi pendengar yang baik, sehingga mendorong anak untuk mendekat dan mencurahkan isi hatinya.

3. Jangan terlalu protektif.

Jika kita terlalu protektif terhadap anak, kita tidak akan pernah tahu dengan siapa anak kita bergaul. Karena semakin dilarang, anak semakin membangkang.

4. Menjadi teman dekatnya.

Sehingga anak akan lebih mudah mengungkapkan isi hatinya dan problematikanya. Dan sebagai orang tua kita bisa memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang sedang dialami oleh anak remaja kita.
Hal yang sangat penting untuk dipahami oleh orang tua dalam pendidikan anak usia remaja adalah pemahaman dan pengertian atas kesulitan-kesulitan yang dialami anak remaja kita. Anak remaja kita sangat membutuhkan pengertian dari orang tuanya bahwa ia sedang mengalami proses perubahan.
Pengertian dari orang tua inilah yang akan mendukung terjalinnya komunikasi yang positif dengan anak remaja kita. Jadi peranan orang tua lah yang merupakan faktor penentu paling besar dalam pendidikan anak pada usia remaja ini.


Detil info baca disini: http://berbinarbinar.com/tips-kesehatan/tips-kesehatan-anak/pendidikan-anak-usia-remaja.html

Jumat, 14 November 2014

http://www.tkplb.org/index.php/11-warta/73-pengembangan-pendidikan-karakter-anak-usia-dini-dalam-keluarga


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA
Oleh : Cep Unang Wardaya
    1. Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini
Thomas Lickona - seorang profesor pendidikan dari Cortland University - mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud adalah : (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2)penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas. (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.
Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia. Selain sepuluh tanda-tanda jaman tersebut, masalah lain yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Padahal, pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”).
Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, dan acting”. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat.

Pendidikan karakter ini hendaknya dilakukan sejak usia dini, karena usia dini merupakan masa emas perkembangan (golden age) yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak di masa dewasanya. Montessori menyebutnya dengan periode kepekaan (sensitive period). Penggunaan istilah ini bukan tanpa alasan, mengingat pada masa ini, seluruh aspek perkembangan pada anak usia dini, memang memasuki tahap atau periode yang sangat peka. Artinya, jika tahap ini mampu dioptimalkan dengan memberikan berbagai stimulasi yang produktif, maka perkembangan anak di masa dewasa, juga akan berlangsung secara produktif.
Menurut Freud kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (Erikson, 1968).
  1. Peran keluarga dalam Pembentukan karakter Anak
Keluarga dalam hal ini adalah aktor yang sangat menentukan terhadapmasa depan perkembangan anak. Dari pihak keluarga perkembangan pendidikan sudah dimulai semenjak masih dalam kandungan. Anak yangbelum lahir sebenarnya sudah bisa menangkap dan merespons apa-apa yangdikerjakan oleh orang tuanya, terutama kaum ibu.
Menurut Megawangi (2004), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang segara optimal. Mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah, media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya - turut andil dalam perkembangan karakter anak. Dengan kata lain, mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan karakter merupakan ”PR” yang sangat penting untuk dilakukan segera. Terlebih melihat kondisi karakter bangsa saat ini yang memprihatinkan serta kenyataan bahwa manusia tidak secara alamiah (spontan) tumbuh menjadi manusia yang berkarakter baik, sebab menurut Aristoteles (dalam Megawangi, 2004), hal itu merupakan hasil dari usaha seumur hidup individu dan masyarakat.
  1. Keluarga sebagai Tempat Pertama Pendidikan Karakter Anak
Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut resolusi Majelis Umum PBB (dalam Megawangi, 2004), fungsi utama keluarga adalah”sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh, dan mensosialisasikan anak, mengembangkan kemampuan seluruh anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta memberikan kepuasan dan lingkungan yang sehat guna tercapainya keluarga, sejahtera”.
Menurut pakar pendidikan, William Bennett (dalam Megawangi, 2004), keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan. Apabila keluarga gagal untuk mengajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagi institusi-institusi lain untuk memperbaiki kegagalan-kegagalannya.
Dari paparan ini dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akan sulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (termasuk sekolah) untuk memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah. (Latifah;2011)
  1. Pola Asuh dalam Pendidikan Karakter Anak di Keluarga
Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya (Latifah;2011). Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak. Jadi gaya yang diprankan orang tua dalam mengembangkan karakter anak sangat penting, apakah ia otoriter, demokratis atau permisif.
Dari paparan di atas jelas bahwa jenis pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya sangat menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak. Kesalahan dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik.
  1. Nilai Karakter yang Penting Harus Ditanamkan dalam Keluarga
Ruang lingkup nilai karakter yang semestinya dikembangkan di lingkungan keluarga menurut Ratna Megawangi adalah sebagai berikut :
  1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya
  2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian
  3. Kejujuran
  4. Hormat dan Santun
  5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama
  6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras
  7. Kepemimpinan dan Keadilan
  8. Baik dan Rendah Hati
  9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
  10. 4K ( kebersihan, kesehatan, kerapian dan keamanan)

Sedangkan menurut sumber dari Balitbang, Kementerian Pendidikan Nasional, bahwa ruang lingkup nilai moral dalam rangka pembentukan karakter yang harus dikembangkan di lingkungan keluarga adalah sebagai berikut:
  1. Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agamadianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
  2. Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orangselalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
  3. Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
  4. Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
  5. Kerja Keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f)Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
  1. Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
  2. Demokratis: Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama Hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i)Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatuyang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
j)Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
  1. Cinta Tanah Air: Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkankesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l)Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
  1. Bersahabat/Komuniktif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
  2. Cinta Damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
  3. Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
  4. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
  5. Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
  6. Tanggung-jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. (Balitbang Kemendiknas, 2010: 8)

Jumat, 07 November 2014

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama Lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 
Menurut Zakiyah Daradjat sebagaimana dikutip Oleh Abdul Majid, Dian Andayani pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup. 
Kalau kita melihat pada sejarah pendidikan Indonesia maupun dalam studi kependidikan, sebutan Pendidikan Agama Islam umumnya dipahami hanya sebatas sebagai ciri khas jenis pendidikan yang berlatar belakang keagamaan, sepertihalnya civil education di sekolah sering dikesankan sebagai sistem rekayasa sosial yang paling bertanggung jawab terhadap upaya mempertegas upaya multi kultural warga Negara. Pendidikan Agama Islam selama ini juga dikesankan sebagai tipe pendidikan yang bercorak dogmatis, doktriner, monolitik dan tidak berwawasan multi cultural.
Walaupun sebenarnya Pendidikan Agama Islam memang tidak bisa dipisahkan dalam perjalanan bangsa Indonesia pada sisi sejarahnya. Karena jelas Pendidikan Agama Islam berupaya mengembangkan manusia seutuhnya, bukan hanya serpian dari potensi-potensi yang diberikan oleh Tuhan kepadanya, seperti yang berlaku pada pendidikan Sparta da Athena yang didewa-dewakan oleh orang-orang sekarang. 
Pendidikan Agama Islam merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang ada di Indonesia, sebelum pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan sistem sekolah pada abab ke-19. Kalau meminjam bahasanya Tilaar bahwa Pendidikan Agama Islam telah berhasil survive dalam berbagai situasi dan kondisi mengarungi masa, oleh karenanya Pendidikan Agama Islam mengandung nilai-nilai historis, nilai religius dan nilai moral. Tentunya karena Pendidikan Agama Islam berlandaskan kepada beberapa hal, yaitu : Pertama. Landasan spiritual, yang berupa nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah . Kedua, landasan filosifis yang berupa kurikulum, yang dalam pengertian luas merupakan produk ijtihad yang dapat meliputi seluruh aspek kependidikan. Ketiga, landasan operasional yang meliputi berbagai didaktik metodik, dana dan sarana serta leadership dan manajemen . Sehingga penting menjadikan Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu pendidikan alternativ, tentunya dengan membutuhkan paradigma-paradigma baru untuk meningkatkannya, antara lain dengan peningkatan manajemen pendidikan Islam itu sendiri . 
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 
Dari paparan diatas maka penulis bisa menarik kesimpulamn bahwa Pendidikan Islam dibedakan dengan istilah Pendidikan Agama Islam dan pendidikan Keagamaan Islam. Istilah Pendidikan Islam bermakna umum, mencakup dua istilah lainnya. Muhaimin menjelaskan bahwa istilah Pendidikan Islam mencakup tiga pengertian berikut : (a) pendidikan (menurut/berdasarkan) Islam, yakni pendidikan yang dipahami, disusun, dan dikembangkan menurut ajaran Islam. Jadi, sifatnya normatif. Dan dalam kerangka akademik merupakan lahan filsafat pendidikan Islam; (b) Pendidikan (Agama) Islam, yaitu upaya mengajarkan dan mendidikkan agama Islam agar menjadi way of life, baik malalui lembaga informal, nonformal dan formal. Sifatnya proses oprasional. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Ilmu Pendidikan Islam teoritis; dan (c) Pendidikan (dalam) Islam, yakni proses dan praktek penyelenggaraan pendidikan Islam yang berlangsung berkembang dalam perjalanan sejarah umat Islam. Sifatnya sosio-historis. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Sejarah Pendidikan Agama Islam. 
Beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa ketiga istilah tersebut meskipun mirip, dalam tataran implementasi memiliki perbedaan. Istilah Pendidikan Islam sifatnya umum, menunjuk pada semua hal terkait dengan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa kekurangnya dalam bentuk mata pelajaran/kuliah agama Islam pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa pemikiran, institusi, maupun tertentu. Sedangkan Pendidikan Keagamaan Islam lebih mengarah pada bentuk satuan pendidikan atau program pendidikan, yang dapat berupa pendidikan diniyah dan pendidikan pesantren.

Fungsi Pendidikan Agama Islam

Salah satu fungsi pendidikan secara umum yaitu proses memanusiakan manusia dalam rangka mewujudkan budayanya. Manusia di ciptakan dalam keadaan fitrah (Al-Qur’an). Fitrah dalam Al-Qur’an pada dasarnya memiliki arti potensi yaitu kesiapan manusia untuk menerima kondisi yang ada di sekelilingnya dan mampu menghadapi tantangan serta mempertahankan dirinya untuk survive dengan tetap berpedoman kepada Al-Qur’an dan sunnah. 
Namun dalam dunia pendidikan, Kurikulum pendidikan agama Islam dalam sekolah berfungsi sebagai :
  • Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah di tanamkan dalam lingkungan keluarga.
  • Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
  • Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
  • Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya munuju manusia Indonesia seutuhnya.
  • Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
  • Penyaluran yaitu untuk menyalurkana anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat di manfa’atkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

Tujuan Pendidikan Agama Islam 

Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan, rasanya penulis, perlu mengutip ungkapan Berieter, bahwa pendidikan adalah persoalan tujuan dan fokus. Mendidik anak berarti bertindak dengan tujuan agar mempengaruhi perkembangan anak sebagai seseorang secara utuh.
Dari keterangan di atas tadi, secara umum fungsi pendidikan agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan malalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pangamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

Ditulis Oleh : Ahmad Fawzan Rohman

Mengajar dan Belajar dengan Hati



Judul diatas mungkin bagi sebagian kalangan tampak berlebihan, atau mungkin juga dinilai sepele. Namun, paling tidak...lima kata itulah berhasil mengubah kehidupan keseharian saya sebagai dosen – yang semula merupakan hari-hari yang menegangkan, menjadi hari-hari yang menyenangkan sekaligus mengharukan. Mungkin catatan kecil ini dapat menjadi inspirasi bagi sebagian rekan yang mengalami hal serupa.

Pada saat-saat awal belajar menjadi pengajar, saya berusaha menerapkan prinsip-prinsip dan etika akademik yang pernah saya pelajari. Disiplin pribadi, ketepatan dan semangat dalam pengerjaan setiap tugas, berani menghadapi tantangan (seberat apapun), kesatria (tidak mundur sebelum perang ditempuh), jujur, terbuka terhadap kritik, dan sikap-sikap lain yang mendukung keberhasilan siswa dalam hidupnya.

Hingga sewindu pertama, strategi tersebut relatif masih ampuh; meskipun saya dinilai sebagai dosen yang galak. Siswa yang terlambat hadir atau terlambat mengumpulkan tugas, sudah pasti akan mendapatkan sanksi. Siswa yang ikut asistensi tanpa memperlihatkan kemajuan sesuai dengan yang diminta, tidak lepas dari teguran (tentu saja ditujukan untuk menyemangati yang bersangkutan). Paling tidak, hingga saat itu prinsip-prinsip tersebut menurut saya berhasil mendorong sebagian besar mahasiswa lulus dengan hasil yang baik (bahkan sangat baik). Tentu saja, sebagian besar mahasiswa baru menyadari mereka lulus.

Sejak sekitar tahun 2000an, saya merasakan perubahan karakter mahasiswa secara mendasar. Dalam rapat-rapat staf di prodi pun, muncul berbagai keluhan dari hampir seluruh dosen. Sebagian besar menggarisbawahi kondisi mahasiswa yang kurang disiplin, daya juang yang lemah, tidak tekun, tidak dapat mengelola diri dan waktu, serta sikap lain yang diperlukan bagi siswa yang mandiri.

Sebagian besar prinsip yang saya yakini sejak kecil dan telah diterapkan selama sekitar 10 tahun, mulai saat itu tampak tidak berlaku. Berbagai peristiwa datang silih berganti yang justru menjadi bumerang. Saya terlihat menjadi berlebihan, dinilai bersikap terlalu keras, cerewet, dan mencapaipuncaknya ketika saya merasa tidak match lagi dengan situasi ini. 4 (empat) kali saya berpikir untuk mengundurkan diri dari ITB...

Kegalauan hati selama lebih dari sewindu, pada suatu ketika berubah HANYA dengan mengubah sebuah premis


Semula saya selalu berpikir; mahasiswa SEHARUSNYA sudah memiliki sikap ini dan itu, saat ini saya melihat fakta APA ADANYA dan berusaha membawa mereka pada sikap-sikap yang tetap saya yakini sebagai sebuah sikap yang perlu ditanamkan (seperti telah dijelaskan dimuka). Saya menyadari, bahwa situasi global dunia yang sudah berubah, sangat berpengaruh terhadap alam bawah sadar mereka (juga kita). Dunia yang serba instan, serba cepat, serba di permukaan, serta virtual, dan bahkan mungkin suatu ketika akan melewati batas-batas ambangnya...

Saat itu, hati sya yang semula MEMPERTANYAKAN, baru sadar... dan berubah menjadi perasaan iba dengan situasi yang dialami mahasiswa saat ini. Situasi dan keseharian yang mereka jalani jauh lebih kompleks. Kehidupan keseharian yang mereka hadapi juga pasti sudah membuat mereka bingung jika tanpa bimbingan. Kita harus berempati terlebih dahulu terhadap kondisi mereka (yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya) dan berusaha menjadi pendengar yang baik sert memberikan ruang lebih banyak untuk kesabaran.

Pernahkah kita menduga, satu kritik pedas bisa membuat mahasiswa pindah prodi bahkan mengundurkan diri dari ITB? Pernahkah terbyangkan, perasaan stress karena ketika SMU selalu menjadi juara kelas dan setelah di ITB menjadi orang yang “biasa” - membuat seorang siswa menggunduli rambutnya? Yang lebih spektakuler adalah mahasiswa yang nekat hendak memotong nadinya karena tidak athu lagi untuk tujuan apa dia berada di dunia ini.

Namun sebaliknya, kita mungkin tidak juga menyangka bahwa suatu pertemuan singkat yang bermakna mampu membuat mahasiswa “lolos” dari jeratan putus sekolah. Kita bahkan mungkin tidak menyadari bahwa sebuah sapaan lembut membuat ketakutan mahasiswa lenyap saat sidang akhir yang menegangkan. Sebuah pujian bagi mahasiswa yang sedang berada di titik nadir, mungkin akan dikenang selama hidupnya. Sungguh indah dan betapa berartinya tindak tanduk dan ucapan..........sekecil apapun.

Setelah ini diterapkan, hari-hari yang semula menegangkan, kini menjadi jauh lebih dapat dinikmati. Saya justru banyak belajar dari mereka; bukan tentang substansi ilmu Arsitektur-nya, melainkan ilmu tentang kehidupan masa kini yang sudah jauh lebih kompleks...

Ketika pikiran dan hati kita MAU BERUBAH, informasi datang silih berganti; termasuk hadirnya pengetahuan-pengetahuan tentang LCE, brain-based-learning, juga film Laskar Pelangi yang menekankan pentingnya mengajar (dan belajar) dengan hati. Karena (mungkin) memang inilah jalan kita untuk berhikmat kepada semesta...


To Teach is To Hope
Mary Shaughnessy

To teach is to hope...
That one day a child will know
The meaning of confindence
And be able to touch other lives...

To teach is to pray...
That these newly brave souls will use their talents
To better the world,
instead of just themselves.

To teach is to feel...
That not all the hurts of those in our care
can be healed
But they can be soothed


by, Dhian D. (ITB lectures, awal februari 2010, tulisan ini mengingatkan diriku ketika menjadi seorang guru, bahwa mengajar dgn hati dan semata2 krn-Nya, subhanallah hasilnya begitu menakjubkan, trims buat ibu Dhian atas pencerahannya smg bermanfaat utk para pengajar)


Source : http://rustinah.multiply.com
oleh : yuni widiya

IBU

Ibu adalah sosok yang sangat bertanggung jawab sehingga kita bisa ada sampai saat ini, Ibu adalah seseorang yang begitu tegar, telaten dan sabar menghadapi tingkah kita. Dari mulai menjaga kita dalam kandungan selama 9 bulan , merawat bayi mungil yang terkadang merepotkan dan selanjutnya membimbing kita hingga bisa menyongsong kehidupan kita sendiri. Betapa agungnya gambaran jiwa seorang ibu, saat kenangan kita akan masa kanak-kanak saat bermanja dipangkuan ibu menjadi sesuatu yang bernilai untuk meluluhkan hati kita yang kian membatu dalam gemerlapnya dunia dan segala kesibukannya.

MUTIARA HATI DARI SEORANG IBU

Sayang Bunda, pada kesempatan kali ini admin akan berbagi informasi mengenai Kata Kata Bijak Ibu Tercinta nah memang kata dari seorang ibu patut kita patuhi dan dengarkan. ibu sendiri adalah orang yang paling berjasa buat kita, beruntunglah anda yang masih mempunyai Ibu sampai saat ini karena banyak saudara kita yang ditinggal ibu bahkan dari kecil belum pernah melihat Ibu Kandungnya,
Kata Kata Mutiara Ibu Tercinta - sering kali diungkapan untuk mengenang jasa dan sebagai tanda terima kasih kepada sang Ibu, kenapa sih banyak orang memuliakan sosok Ibu ? yah karena perjuangan ibu dalam mengandung, mengurusi hingga membesarkan anak sangatlah berat, tidak hanya itu juga ibu mempertaruhkan nyawa-Nya waktu dia melahirkan kita, memang martabat ibu patut kita junjung tinggi !
Kata Kata Ibu kepada Anaknya juga sangat berpengaruh, sebab Ibu merupakan orang yang paling penting dalam memberikan moral anak itu sendiri sedangkan tugas sang Ayah memberikan nafkah keluarga. secara tidak langsung si Ibu akan memberikan masukan dan didikan kepada anaknya agar kelak menjadi orang yang baik.
Nah untuk sobat semua yang sedang merindukan sang Ibu berikut akan admin berikan Kata Kata Indah untuk Ibu Tercinta :
Siapa lagi yang akan membahagiakan orang tua kalau bukan kita sebagai anak-anaknya. Fightt!!
Selalu banyak kesempatan dalam melakukan perubahan untuk kebaikan. Mulailah sejak sekarang tanpa nanti.
Hal sederhana namun bermakna, ketika ibu bilang "Beribadah itu tidak perlu menunggu susah atau senang datang
Jaga diri kamu baik-baik disana, kalau ada apa-apa, langsung kasih tau ya" Ini ialah ucapan paling romantis dari Ibu
Dan paling menenangkan saat Ibu mengatakan "semuanya pasti baik-baik saja"
"Kamu sudah makan?" "Pulang jam berapa?" adalah pertanyaan sederhana dari wujud cintanya Ibu
Ibu, izinkan aku memeluk hatimu; agar aku merasakan apa yang engkau rasakan dari sakit yang tak menangis
ibu terimakasih atas ketulusan mu merawat dan menjagaku, sesungguhnya aku takkan pernah bisa membalas semua yg pernah kau berikan untuk ku
ibu , aku rela melakukan apa aja untukmu walaupun nyawaku taruhannya , tapi aku sadar itupun belum dapat membayar semua jasamu bu
Ibu, aku janji akan membahagiakan mu :')
betapa berdosanya aku, selalu membantah perkataan ibu. sesungguhnya dengan berkata "ah" saja itu sungguh dosa yg sangat besar :"(
selamat pagi menjelang siang ibu dan calon2 ibu
maafkan aku bu, jangan ada airmata yg menetes , sungguh aku tak kuasa melihatnya
Maafkan aku ibu, karena belum bisa membalas jasa-jasa mu selama ini :')
membahagiakan kedua orang tua adalah kewajiban
hanya cinta dari ibulah yang takkan pernah pudar :")
Aku sadari slalu mmbuatmu kecewa, dan tnpa sengaja slalu menyakiti perasaanmu bu, tpi jauh dilubuk hatiku aku sangat syg dan tkt khlgn ibu .
Ibu , cinta Dan kasih sayangmu yang begitu tulus membuat hidupku terasa sangat berarti . Makasih untuk semuanya bu
ibu yg slalu ada disaat aku sedih dan terpuruk . kasih sayang ibu tak pernah pudar sampai kpnpun . i love you mom :")
ibu , meski belum bisa aku membahagiakanmu. tapi aku akan slalu berusaha membahagiakanmu. selama aku masih mampu bernafas, :")
jasamu takan pernah aku lupakan bu sampai kapan pun :')
Ibu. satu kata tapi berjuta Rasa & Kasih sayang
aku ingin menjadi sosok yg kuat seperti ibu . karna hatinya teguh dan batinnya memiliki ketegaran yang sangat luar biasa menghadapi apapun
ibu , dari rahimmu aku dilahirkan . tapi aku sering tak bisa berterimakasih , malah aku menyakitimu
Ibu selalu mendoakan yang terbaik untukku , tetapi sayang sekali aku selalu membuat Ibu kecewa :"(
kalau lagi ada masalah , curhat sama ibu itu bikin lega . pasti ada jalan keluarnya
melihat senyuman ibu , salah satu hal yang indah :))
Keinginanku sederhana, ingin slalu melihat ibu tersenyum. dan kbahagian akupun terasa sempurna bila alasan dibalik senyuman ibu adlh aku :")
bu, ntah apa jadinya aku tanpamu, maafkan aku yang slalu saja tak mendengar nasehatmu :"(
ibu , meski belum bisa aku membahagiakanmu. tapi aku akan slalu berusaha membahagiakanmu. selama aku masih mampu bernafas, :")
Ibu adalah penyemangatku yg slalu menyayangi aku dengan setulus hatinya
Betapa durhakanya aku slalu melawan perkataan ibu :"(
Ibu , maafkan segala kesalahan anakmu ini bu . Maafkan aku yg slalu mengabaikan perkataanmu
Ibu bukan aku sengaja slalu membuatmu kecewa , maafkan aku bu, aku sadar belum bisa jdi anak yg baik untuk ibu
Maaf, Bu. Kalo sampe sekarang aku cuma bisa nyusahin IBU
IBU adl orang yang sangat hebat, yang gak pernah lelah untuk membahagiakan anaknya :')
selalu berusaha membuat ibu tersenyum
Terimakasih ibuku , kaulah penyemat hidupku ... maafkan aku yg slalu menyusahkanmu
Selamat pagi wanita terhebat , selamat pagi ibuku sayang . I love you . Jangan pernah lelah membimbingku ya bu :")
Tanpa ibu , aku bukanlah siapa2 ...
Ibu tak pernah lelah untuk merawat, membesarkan, dan membimbingku , tapi aku masih aja tanpa sengaja tak menghargai ketulusan ibu
gak ada orang yg melebihi rasa sayangnya seorang IBU :')
membahagiakanmu adalah mimpi terbesarku, ibu.. :')
Memang sekarang belum bisa membahagiakan dan membuat ibu bangga, tapi aku janji suatu saat akan membhagiakan ibu
ibu ajari aku caranya ikhlas & tetap tersenyum meski hatiku terluka, dan peluklah aku sebentar saja, hanya pelukan ibu yg bsa menenangkanku
maafkan aku ibu belum bisa membahagiakanmu, malah kebonhongan dan kenakalanku yg sering aku berikan :"(
Takkan ku biarkan engkau bersedih ibuku, aku akan memberikan yg terbaik untukmu :')
setiap mengingat pengorbanan dan semua jasa ibu terhadapk , tanpa sadar slalu kuteteskan airmataku, sadar akan semua dosaku terhadap ibu
ibu , aku rela melakukan apa aja untukmu walaupun nyawaku taruhannya , tapi aku sadar itupun belum dapat membayar semua jasamu bu .
Keinginanku sederhana, ingin slalu melihat ibu tersenyum. Selamat Pagi Ibu
Doa orang tua , terutama doa ibu adalah semangat bagi kita untuk mengejar cita-cita :))
Aku hanya takut kehilangan ibu , dan tak ingin kehilangan ibu. Maafkan atas semua sifatku yg tak sengaja menyakitimu bu
Hanya tak ingin terlalu membebani ibu lagi , biarlah semua masalah dan kesedihanku aku yang tanggung sendiri :")
Hanya ibu yang tau , ketika aku menyembunyikan sedihku dibalik senyumanku :')
Ibu maafkan aku atas setiap tetes air mata yg membasahi wajah cantikmu hanya karna semua sikapku yg mengecewakanmu
Makhluk terkuat dimuka bumi ini yang gak kenal lelah, amarah, disebut IBU. Love you mom!