Cara Hadapi Anak Masuk Usia Remaja
Di usia 10-12 tahun, Anda akan melihat banyak perubahan besar pada anak
dalam hal kemandirian, hanya saja, perubahan kali ini akan berbeda.
"Hormon remaja mulai ‘bereaksi’ dan memberi sinyal pada alam bawah
sadarnya bahwa pasangan masa depannya akan ia temukan di luar rumah
?dalam kelompok sebayanya? dan bukan di ruang tamu di dalam rumahnya.
Itu sebabnya, ia tidak lagi merasa perlu untuk memberitahu semua hal
pada Anda seperti yang ia lakukan dulu saat kecil, ketika hidupnya masih
amat bergantung pada Anda," kata Annie Fox, penulis serial Middle
School Confidential.
Simak tip di bawah ini yang mungkin bisa Anda coba untuk membuat remaja Anda mau bicara:
1. Buat rutinitas Bicaralah pada anak Anda secara teratur (tentang apa
pun). Dengan begitu, ia akan merasa selalu punya waktu untuk
berkomunikasi dengan Anda.
Ciptakan rutinitas ngobrol di sore
hari sambil mengajak anjing peliharaannya berjalan-jalan, atau setelah
makan malam sambil nonton televisi. Menciptakan momen yang baik untuk
bicara akan membuat komunikasi Anda berdua mengalir lancar karena tidak
terkesan dipaksakan.
2. Lakukan di dalam mobil Anak-anak lebih
mudah merespon saat ia berada di dalam mobil (dengan posisi Anda sedang
menyetir!) karena mereka tidak harus berhadapan muka dengan Anda. Ambil
kesempatan ini untuk mengajaknya bicara. Ajukan pertanyaan spesifik
namun terbuka, seperti "Apa saja kejadian hari ini yang ingin kamu
ceritakan pada mama?", atau "Kenapa, sih, kamu suka sekali pergi dengan
Jeremy?"
Jika yang Anda dapatkan hanyalah tatapan kosong dari si
remaja Anda, tunggulah sejenak. Jika diberi ruang untuk bernapas
sejenak, ia biasanya akan mulai bicara.
3. Lakukan lewat
permainan Bermain membuat anak merasa nyaman karena ia merasa fokus
pembicaraan tidak tertuju padanya. Saat makan malam, misalnya, lakukan
permainan atau kegiatan di mana setiap anggota keluarga harus mengatakan
sesuatu yang baik (dan tidak baik, tentu saja!) yang terjadi hari itu.
Atau ide lainnya, tuliskan beberapa pertanyaan di kertas, seperti “Hal
apa yang paling mengganggumu?” Minta anak Anda mengambil satu buah
kertas, dan minta ia untuk menjawab pertanyaan yang tertulis di kertas
tersebut.
4. Ajukan banyak pertanyaan Ini bukan sekedar
pertanyaan sederhana atau basa-basi, tetapi untuk menunjukkan pada
dirinya cara berkomunikasi dua arah yang baik. Anda juga tak perlu
sungkan memintanya untuk bertanya tentang hal-hal yang terjadi pada diri
Anda hari ini. Hal ini akan mengajarkannya empati dan membuatnya lebih
dekat pada Anda, dan mungkin yang lainnya.
5. Tak mudah memberi
saran Diskusi Anda dan si remaja akan segera berakhir ketika Anda mulai
pada kalimat "Ketika mama seusiamu…" Nah, cobalah menahan diri untuk
tidak memberikan saran kecuali jika ia memintanya. Ketika Anda tergoda
untuk memberinya saran, coba ingat-ingat kembali sudah berapa kali Anda
menyampaikan saran itu. Dua kali? Kalau begitu, jangan ulangi lagi! Jika
Anda terlalu cepat memberinya saran, ia mungkin akan merasa dihakimi
dan akan menutup diri.
6. Perlu strategi untuk memberi nasehat
Ya, pada akhirnya Anda memang perlu memberikan saran yang baik untuk
anak Anda. Hanya saja, cobalah untuk melakukannya tidak dengan cara
mengkhotbahinya. Jauh lebih efektif untuk menunggu dan katakana kemudian
"Mama berpikir tentang apa yang kamu katakan, dan sepertinya Mama punya
beberapa ide untuk masalah kamu. Mau dengar?" Setelah itu, ikuti dengan
kalimat, "Apa pendapatmu tentang ide Mama?"
7. Siapkan solusi
Jika Anda termasuk orang yang menggunakan transportasi publik untuk
pulang bekerja, coba kirimkan SMS atau telepon anak Anda dalam
perjalanan pulang. Percakapan singkat ini akan memberi Anda gambaran
singkat tentang suasana hatinya saat itu. Dengan begitu, Anda akan punya
lebih banyak waktu untuk berpikir tentang apapun yang mungkin perlu
Anda tangani, hadapi, atau persiapkan, untuk menghadapi si remaja Anda
setibanya di rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar